Kamis, 06 September 2007

resensi tasawuf

SUARA MERDEKA, Minggu, 8 Oktober 2006
Awam, Ingin Jadi Sufi

Oleh UMI NUR FATIHATUL JANNAH

Judul : Tasawuf bagi Orang Awam: Menjawab Problem Kehidupan
Penulis : Prof Dr HM Amin Syukur, MA
Editor : Ali Romdhoni, Gunawan Ahmad, dan Nanang Nurcholis
Penerbit : Suara Merdeka, LPK-2, dan Pustaka Pelajar
Cetakan I : September 2006
Tebal : xxiv + 224 halaman

Untuk menjadi sufi (pelaku ajaran tasawuf; ahli tasawuf), seseorang tidak harus menyendiri di tempat sunyi. Sufi juga tidak berarti asyik memikirkan diri sendiri, merasa menemukan Tuhan dalam ibadah dan tidak mau peduli kepada lingkungan di sekitar. Tetapi sebaliknya, menjadi sufi berarti terlibat dengan dinamika kehidupan, memberi perhatian terhadap hal-hal (sepele sekalipun) yang ada di sekitar kita, aktif dan progresif menyambut tantangan demi tantangan dalam hidup.
Menjadi sufi juga berarti tidak pernah putus asa mengharap pertolongan (rahmat)-Nya. Orang sufi adalah mereka yang bersedia berbagi untuk sesama dan tidak memiliki ketergantungan dengan kebendaan. Seorang sufi selalu sadar, bahwa semua adalah titipan yang tidak kekal. Oleh karena itu, menjadi sufi bisa dicapai oleh siapa pun. Termasuk orang awam yang berbekal pengetahuan (agama) minim.
Pesan itulah yang ingin disampaikan Prof. Dr. HM. Amin Syukur, MA lewat buku Tasawuf bagi Orang Awam: Menjawab Problem Kehidupan. Buku yang terdiri dari 62 (enam puluh dua) judul tulisan dan 9 (sembilan) bab ini merupakan kumpulan tulisan yang sebelumnya dimuat dalam rubrik “Tasawuf Interaktif” di koran Suara Merdeka. Melalui tulisan-tulisannya, Amin Syukur ingin berkampanye bahwa problem hidup hendaknya dihadapi dengan rasa optimis dan pantang menyerah.
Buku ini sepenuhnya bersumber dari tulisan yang sudah dimuat di rubrik Tasawuf Interaktif di harian Suara Merdeka, yang diasuh Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, M.A., guru besar Ilmu Tasawuf IAIN Walisongo Semarang, dari pertengahan 2003 hingga akhir tahun 2004.
Membaca tema demi tema dalam buku ini, kita akan diajak untuk mengkaji, menghayati, merenungkan serta mengambil pelajaran dari persoalan-persoalan riil/nyata, yang sebenarnya sangat dekat dengan realitas kehidupan di sekitar kita. Judul seperti “Menumbuhkan Spiritualitas Anak” merupakan keresahan dan kepedulian orang tua, untuk menemukan metode terbaik dalam mendidik putera-puterinya, sehingga menghasilkan anak-anak yang saleh, berkualitas, serta menjadi sumber kebahagiaan di dalam keluarga. Hiruk-pikuk kehidupan serta carut-marutnya kondisi perpolitikan di negeri ini, jangan lantas menjadi alasan untuk melepaskan pengamatan dari pertumbuhan dan perkembangan putera-puteri dan orang terdekat kita. Karena sekali saja lalai, kita akan menemukan mereka (anak-anak kita) dalam “pelukan” budaya yang keliru.
Begitu juga dengan tema “Shalat dan Valentine Day”. Tema ini berisi pertanyaan kritis dari pembaca dan solusi cerdas yang diberikan pengasuh rubrik dalam menyikapi dan mengapresiasi “budaya impor” yang banyak diganderungi (disenangi) para remaja kita. Budaya seperti merayakan hari kasih sayang, yang kadang dilaksanakan dengan “berlebihan”, tidak lantas kita potong, tetapi kita arahkan kepada praktik yang bermanfaat, membawa nilai positif sesuai tuntunan budaya dan ajaran agama. Sebagai orang tua, bagian dari masyarakat, dan intelektual, sudah sepantasnya kita memberi perhatian terhadap kejadian-kejadian di lingkungan sekitar kita, termasuk pada hal-hal yang sepele. Ada juga judul “Manunggaling Kawulo Gusti”, “Bisikan Setan dan Malaikat”, dan “Kesehatan Nabi Muhammad”, semuanya hasil dari kegelisahan masyarakat dengan fenomena yang terjadi di sekelilingnya.
Dengan demikian --sekaligus yang menjadi salah satu kekuatan dan nilai lebih buku ini-- semua judul dan bahasan berasal dari kasus nyata, yang terjadi dan berada dekat di sekitar kita. Alhasil, apa yang coba disuguhkan ke pembaca dan masyarakat secara umum bukanlah hal yang mengada-ada, terlalu tinggi, apa lagi bombastis, tetapi bersifat riil dan sangat dibutuhkan karena bisa terjadi pada siapa saja.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda